Penanganan serangan penyakit bisa
dilakukan dengan memadukan beberapa teknik yang sesuai. Tujuannya untuk
mengurangi kegagalan dan menjaga kelestarian lingkungan. Berdasarkan diagnosis
yang tepat, pengetahuan epidemiologi (laju pertumbuhan penyakit), dan kerusakan
yang ditimbulkan oleh penyakit, maka dapat disusun suatu strategi penanganan
yang efektif dan efisien. Berikut akan dibahas beberapa penyakit yang menyeang
tanaman kakao:
1. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora Butl. [Butl.])
a. Diagnosis (cara pengamatan)
Pengamatan penyakit ini
bisa dilakukan di lapangan dengan melihat gejala serangan khusus. Penyakit ini
menyerang buah kakao yang masih muda sampai dewasa, tetapi lebih banyak
menyerang tanaman dewasa. Buah yang terinfeksi menunjukkan gejala terjadinya
pembusukan disertai bercak coklat kehitaman dengan batas yang tegas. Serangan
biasa dimulai dari ujung atau pangkal buah. Perkembangan berrcak coklat ini
sangat cepat, pada kondisi lembab pada permukaan buah akan muncul serbuk
berwarna putih, serbuk ini adalah spora P.
palmivora yang bercampur dengan jamur sekunder.
b. Penyebaran penyakit
Jamur P. palmivora menyebar dari satu buah ke
buah lain melalui beberap cara, terutama melalui percikan air hujan, hubungan
langsung antara buah sakit dengan buah sehat, dan melalui perantara binatang.
Percikan air hujan dapat menyebarkan spora jamur P. palmivora dari buah sakit ke buah sehat atau spora yang berasal
dari tanah ke buah. Binatang dapat menyebarkan penyakit ke tempat yang lebih
tinggi dan lebih jauh, karena binatang dapat berpindah tempat dengan mudah,
seperti semut, tikus, tupai, bekicot.
c. Kerusakan
Serangan P. palmivora pada buah muda akan
menyebabkan busuk. Serangan penyakit hanya berlangsung beberapa hari hingga
menyebabkan buah rusak dan tidak bisa dipanen. Serangan pada buah dewasa
menimbulkan kerusakan pada biji, tetapi masih bisa dipanen, namun kualitasnya
menurun.
d. Pengendalian
Saat
ini di Indonesia penyakit busuk buah belum bisa dikendalikan karena ditanam di
iklim basah dan varietas yang rentan. Dengan penanaman varietas tahan di
lingkungan kering bisa mengurangi masalah serangan penyakit, serangan penyakit
juga bisa dikendalikan dengan cara sanitasi (memetik buah busuk yang dilakukan
bersamaan saat pemangkasan atau panen) dan fungsida racun kontak.
Pemanfaatan
jamur Trichoderma spp. Sebagai agen
hayati diketahui dapat menghambat perkembangan P. palmivora dan penyakit busuk buah. Cara pengaplikasi jamur ini
adalah dengan menyemprotkan ke buah kakao sehat sebagai tindakan preventative .
2. Penyakit kanker batang (Phytophthora palmivora Butl. [Butl.])
a. Diagnosis (cara pengamatan)
Penyakit ini dapat
dilakukan dengan melihat gejala khusus pada kulit batang. Kulit batang tampak
adanya warna gelap atau kehitaman dan berlekuk. Pada bercak hitam ini sering
ditemukan cairan kemerahan yang lama kelamaan menjadi seperti lapisan karat.
b. Penyebaran
Penyebaran penyakit
kanker batang berkaitan erat dengan penyakit busuk buah. Buah kakao yang busuk
jika tidak dipetik bisa menyebar ke tangkai. Dari tangkai buah inilah pathogen
menjalar menjalar dan menginfeksi batang dan akhirnya terjadi kanker batang. Penyakit
ini mudah menyebar pada kebun yang lembab dengan curah hujan tinggi atau daerah yang sering tergenang air.
c. Kerusakan
Serangan penyakit kanker
batang akan mengakibatkan jaringan kayu rusak, batang menjadikan busuk dan
berlendir. Jika dilihat dari luar gejala bercak yang tampak berukuran kecil,
tetapi apabila dikupas kerusakan jaringan kayu meluas sampai ke batang dalam.

d. Pengendalian
Pada batang yang
terserang dapat dilakukan pengendalian dengan megupas kulit batang atau kulit
cabang yang membusuk sampai batas yang sehat. Lalu diolesi dengan bahan penutup
luka seperti fungisida tembaga. Apabila batang tanaman yang terserang
kerusakannya sampai menegelilingi batang, dan menunjukkan gejala layu daun sebaiknya
tanaman tersebut dipotong atau dibongkar.
3. Penyakit antraknose-Colletotricum (Colletotricum gloeosporioides Penz.
Sacc.)
a. Diagnosis (cara pengamatan)
Dapat dilakukan dengan
melihat gejala khusus pada bagian tanaman yang terserang. Serangan ringan pada
daun muda terlihat gejala bintik-bintik nekrosis berwarna coklat. Setelah daun
berkembang menjadi bercak berlubang berwarna kuning. Dan pada daun yang lebih
tua bintik nekrosis berkembang menjadi bercak nekrosis yang beraturan. Daun
yang terkena serangan akan rontok sehingga menyebabkan kegundulan. Buah-buah
muda lebih rentan terhadap infeksi jamur daripada buah dewasa, buah yang
terserang menimbulkan kelayuan dengan bintik-bintik coklat dan berkembang jadi
bercak coklat yang berlekuk (antraknose). Akhirnya mongering. Buah dewasa yang
terserang tidak layu, hanya mengalami antraknose dan mengerut dibagian ujung.
b. Penyebaran
Pada keadaan lembab,
daun, buah yang terinfeksi banyak menghasilkan konidia. Konidia dapat tersebar
air hujan, angin, serangga. Disamping itu konidia juga dipengaruhi suhu.
Dikebun, tanaman kakao yang mempunyai naungan kurang baik atau tanpa naungan
mudah mangalami gangguan antraknose karena suhu tinggi. Konidia yang dihasilkan
oleh daun maupun buah tetap memiliki daya hidup yang cukup tinggi. Meskipun
terkena sinar matahari secara langsung, konidia tidak segera kehilangan daya
hidupnya sampai beberapa hari dan masih tetap infektif. Hal ini berarti
dilapangan selalu tersedia inoculum.
c. Kerusakan
Kerusakan akibat C. gloeosporoides bergantung pada
besarnya intensitas penyakit. Tidak
semua kerusakan menimbulkan kerugian. Seperti kerusakan kecil pada daun
berlubang dapat diabaikan. Infeksi pada buah muda bisa menurunkan produksi
kakao, karena buah tersebut kakan layu dan mengering. Serangan pada buah dewasa
hanya sedikit menimbulkan kerusakan.
Jika kondisi cocok, serangan penyakit menyebabkan hampir
seluruh daun muda gugur. Pada daun tua gugur, duan muda sebagai penggantinya
sudah habis, menyebabkan tanamna tidak
mampu memproduksi dan tumbuh secara vegetative serta generative. Apabila
serangan berlanjut maka tanaman akan mati.

d. Pengendalian
Setelah mengetahui factor
factor yang mempengaruhi perkembangan penyakit sebiknya disusun cara
pengendalian yang memadukan teknik pengendalian kultur teknis, mekanis, dan
kimiawi. Cara tersebut bebrbeda tergantung intensitas serangan
Intensitas
serangan
|
Cara
pengendalian
|
Sangat
ringan (<5%)
|
Perlu
diwaspasdai
|
Ringan
(5-15%)
|
Pupuk+naungan+sanitasi
|
Sedang
(16-35%)
|
Pupuk+naungan+sanitasi+fungisida
|
Berat (36-75%)
|
Pupuk+naungan+sanitasi+fungisida
|
Sangat
berat (>75%)
|
Eradikasi
|
-
Pupuk
ditambahkan sesuai umur tanman, kondisi tanah, dan cara bercocok tanam. Untuk
serangan berat pemupukan lewat daun.
-
Naungan
dengan pemberian pohon peneduh yag disesuaikan dengan kondisi tanaman dan
lingkungan.
-
Sanitasi
adalah pemangkasan ranting sakit dan pemetikan buah –buah sakit, kemudian
dipendam dalam tanah
-
Eradikasi
adalah pembongkaran tanaman sakit.
-
Fungisida
adalah penyemprotan fungsida preventif yang dilaksanakan pada saat pembentukan
daun – daun baru.
4. Penyakit vascular streak dieback (Oncobadium theobrome Talbot & Keane)
a. Diagnosis (cara pengamatan)
Dapat dilakukan dengan
melihat gejala-gejala khusus. Tanaman yang terserang menunjukkan gejala
meranting. Gejala khusus adalah daun menguning dengan bercak-bercak berwarna
hijau dan akhirnya gugur. Pada bekas duduk daun bila disayat terlihat 3 buah
noktah berwarna coklat kehitaman. Bila ranting dibelah membujur terlihat
garis-garis coklat pada jaringan. Kadang-kadang daun menunjukkan gejala nekrose
di antara tulang-tulang daun seperti kekurangan kalsium. Apabila gejala seperti
diatas masih kurang jelas, diagnosis dapat dilakukan dengan menyetek ranting
dicurigai. Jika bekas potongan daun, bekas duduk daun atau bekas potongan
ranting yang dicurigai muncul benang berwarna putih, maka dapat dipastika
penyebabnya adalah jamur O. theobromae.
b. Penyebaran
Penyakit ini menular dari
tanaman satu ke tanaman lain melalui spora yang diterbangkan oleh angin.
Spora-spora ini sangat peka terkena cahaya matahari. Spora yang jatuh pada daun
muda akan segera berkembah apabila ada air dan akan masuk dan berkembang ke
dalam jaringa xylem, setelah 3-5 bulan muncul gejala daun menguning dengan
bercak hijau. Daun-daun tersebut mudah rontok, sehingga meyebabkan ranting
mati. Dalam kondisi ini jamur masih bisa tetap tumbuh dalam jaringan tanaman
dan menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Penyakit ini mudah muncul tersebar
di daerah beriklim basah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun
dibandingkan dengan curah hujan yang beriklim kering.
c. Kerusakan
Kerusakan akibat penyakit
VSD tergatung pada ketahanan tanaman. Pada tanaman yang rentan, penyakit ini
dapat menimbulkan kerusakan yang cukup berat. Jamur hidup di jaringan xilemdan
menganggu pengangkutan air mineral ke daun, sehingga daun mati, apabila
serangan berlanjut maka akan menurunkan produksi kakao.
Pada tanaman yang toleran,
tidak akan menimbulkan kerusakan yang berarti. Meskipun ranting telah
terinfeksi namun masih mampu tumbuh baik dengan membentuk daun daun baru. Dan
jika jamur O. theobromae pada bibit
dapat menyebabkan kematian.

d. Pengendalian
Penyakit VSD hanya
menimbulkan kerusakan berat pada tanaman rentan di daerah basah. Pada daerah
dilakukan pemangkasan sanitasi dua minggu sekali dan di daerah kering satu
sampai tiga bulan sekali.
Intensitas
|
Cara
pengendalian
kering
|
Cara
pengendalian
basah
|
Ringan
|
Pemangkasan
sanitasi 8 minggu sekali
|
Pangkasan
sanitasi 4 minggu sekali
|
Sedang
|
Pangkasan
sanitasi 4 minggu sekali
|
Pangkasan
sanitasi 2 minggu sekali
|
Berat
|
eradikasi
|
eradikasi
|
5. Penyakit jamur Upas (Corticium salmonicolor B. ET br)
a. Diagnosis
Dapat dilihat dari gejala
terutamapada percabangan yang sudah berkayu. Serangan jamur upas terdiri dari
beberapa tungkatan sbb :
-
Tingkat
sarang laba-laba
Serangan muls-mula mirip
jamur seperti perak, mirip dengan sarang laba-laba
-
Tingkat
bongkol
Jamur berbentuk
kumpulan-kumpulan hifa
-
Tingkat
corticium
Jamur membentuk kerak
berwarna merah jambu, kulit cabang dibawah kerak tersebut sudah membusuk
-
Tingkat
nekator
Jamur akan dapat
berkembang membentuk piknidia berwarna merah tua dan terdapat pada sisi yang
lebih kering.
b. Penyebaran
Penyakit ini disebabkan
oleh jamur Corticium salmonicolor B.
et Br. Penyebarannya disebabkan oleh angin. Jamur ini bersifat polifag antara
lain karet, kopi, the, kina, apel, dan lengkeng. Kebun yang memiliki kelembaban
tinggi karena pemangkasan tanaman kakao dan tanaman pelindung yang terlambat
sangat membantu perkembanagn penyakit. Apabila musim hujan terus-menerus akan
mempercepat perluasan jamur ini.
c. Kerusakan
Kerusakan yang parah
dapat mengakibatkan matinya ranting dan bahkan seluruh tanaman. Di Indonesia
penyakit ini terjadi terutama di daerah basah seperti Sumatra utara dan jawa
barat.
d. Pengendalian
-
Saat
musim hujan, kelembaban kebun dijaga agar tidak terlalu tinggi dengan melakukan
pemangkasan
-
Pemangkasan
cabang tanaman yang terserang jamur ditambah 20 cm dibawahnya. Kemudian cabang
yang sakit itu dibakar atau dipendam
-
Apabila
gejala nya masih tingkat sarang laba-laba dan cabang yang terserang masih hidup
bisa dipertahankan dengan cara membersihkan miselium yang menempel kemudian
diolesi fungisida
-
Musnahkan
sumber infeksi yang terdapat pada tanaman lain.
6. Penyakit akar merah
a. Diagnosis
Jenis
penyakit akar yang sering dijumpai pada tanaman kakao antara lain penyakit akar
merah, coklat dan putih. Gejalanya tampak sama. Mula-mula daun tampak
menguning, layi dan akhirnya gugur dan diikuit kematian. Untuk mengetahui patogennya
dilakukan pemeriksaan pada leher akar dan perakaran tanaman.
Penyakit akar merah terdapat lapisan jamur berwarna merah atau
coklat tua. Keadaan akar menjadi busuk, basah, lunak, berair.
b. Penyebaran
Penyakit
akar merah disebabkan oleh jamur Ganoderma
pseudofereum . kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan
jamur. Penularan terjadi dengan kontak akar sakit dengan yang sehat.
c. Kerusakan
Tanaman yang menunjukkan
gejala sakit biasanya telah terserang parah sehingga tidak bisa ditolong lagi.
Sebenarnya serangan jamur akar ini tidak boleh dianggap ringan, walaupun
perkembangannya lambat tetapi bisa mematikan tanaman. Disamping menyerang
kakao, jamur akar juga menyerang tanaman peneduh dan tanaman disekeliling
kakao.
d. Pengendalian
-
Tanaman
yang sudah mati akibat serangan jamur harus dibongkar beserta akarnya sampai
bersih.
-
Untuk
mencegah penyebaran ke tanaman lain, perlu dibuat parit sedalam 80 cm pada
daerah di luar tanaman mati. Hal ini untuk mencegah penularan jamur akar
terutama yang terjadi kontak akar atau perantasa rhizomorf.
-
Tanaman
yang berada disekitar tanaman mati perlu dilakuka pemeriksaan akar tunggangnya,
agar penyakit akar bisa dicegah.
7. Penyakit Akar Coklat
a. Diagnosis
Penyakit akar coklat
terdapat benang-benang jamur berlendir yang mengikat erat butir tanah.
b. Penyebaran
Penyakit akar coklat
disebabkan oleh jamur Phellinus
lamaoensis , penularan terjadi dengan kontak langsung antara akar sakit dan
sehat. Jamur menyerang akar tunggang dan selanjutnya menyerang ke akar – akar
besar. Jika seluruh permukaan akar telah ditutupi jamur ini maka aka
menyebabkan kematian pada tanaman.
c. Kerusakan
Penyakit ini ditemui di
kebun-kebun bekas yang terserang penyakit dan pembongkaran akar yang tidak
bersih. Tanaman yang terserang penyakit ini awalnya ringan, namun jika
diabaikan lama-kelamaan akan menjadi parah, sehingga menyebabkan tanaman mati.
d. Pengendalian
Untuk pengendaliannya
sama dengan penyakit akar merah, yaitu :
-
Tanaman
yang sudah mati akibat serangan jamur harus dibongkar beserta akarnya sampai
bersih.
-
Untuk
mencegah penyebaran ke tanaman lain, perlu dibuat parit sedalam 80 cm pada
daerah di luar tanaman mati. Hal ini untuk mencegah penularan jamur akar
terutama yang terjadi kontak akar atau perantasa rhizomorf.
-
Tanaman
yang berada disekitar tanaman mati perlu dilakuka pemeriksaan akar tunggangnya,
agar penyakit akar bisa dicegah.
8. Penyakit akar putih
a. Diagnosis
Penyakit akar putih
terdapat benang-benang putih yang bercabang melekat pada permukaan akar.
b. Penyebaran
Penyakit akar putih
disebabkan jamur Leptoporus lignosus ,
jamur ini bertahan pada sisa-sisa akar dan tanaman kayu. Penularan melalui
rhizomorf yang menjdi perantara dan dapat menjalar bebas dalam tanah. Infeksi
jamur ini terutama terjadi pada kebun muda.
c. Kerusakan
Kerusakannya kurang
mendapat perhatian yang serius, karena masalah penyakit ini sudah ada sejak
lama dan perkembangannya lambat. Padahal kerusakan yang diakibatkan sangat
fatal. Kerusakannya sama dengan penyakit akar merah, dan penyakit akar coklat,
yaitu jika tanaman yang menunjukkan gejala sakit biasanya telah terserang parah
sehingga tidak bisa ditolong lagi. Karena penyakit ini diabaikan, namun
lama-kelamaan akan berkembang dan bisa membuat tanaman kakao mati.
d. Pengendalian
Pengendaliannya sama
dengan penyakit akar merah dan penyakit akar coklat, yaitu :
-
Tanaman
yang sudah mati akibat serangan jamur harus dibongkar beserta akarnya sampai
bersih.
-
Untuk
mencegah penyebaran ke tanaman lain, perlu dibuat parit sedalam 80 cm pada
daerah di luar tanaman mati. Hal ini untuk mencegah penularan jamur akar
terutama yang terjadi kontak akar atau perantasa rhizomorf.
-
Tanaman
yang berada disekitar tanaman mati perlu dilakuka pemeriksaan akar tunggangnya,
agar penyakit akar bisa dicegah.
No comments:
Post a Comment