A. Morfologi
Awal : Masuk ke dalam Pseudomonas
1990 : Xanthomonas (Journal of Agrobiological science, 2006) flage
Xanthomonas adalah bakteri
yang berbentuk batang dengan kedua ujung membulat, berukuran pendek,
dengan panjang berkisar antara 0,7-2.0 µm dan lebar antara 0,4-0,7 µm,
memiliki satu flagel, tanpa spora, Ciri khas genus Xanthomonas adalah koloninya berlendir, dan menghasilkan pigmen berwarna kuning yang merupakan pigmen xanthomonadin (Bradbury, 1984; Liu et al., 2006). Bentuk koloni pada medium biakan adalah bulat, cembung dan berdiameter 1-3 mm (Ou, 1985).
B. Klasifikasi
Menurut EPPO (2007) klasifikasi Xanthomonas adalah:
Kingdom : Procaryotae
Divisi : Gracilicutes
Kelas : Proteobacteria
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Xanthomonas
Umumnya genus Xanthomonas merupakan bakteri patogen. Pada awal tahun 1990, Xanthomonas terdiri dari 6 spesies yaitu: X. fragariae, X. populi, X. oryzae, X. albilineans, X. axonopodis dan X. campestris. Kemudian setelah setelah diklasifikasi ulang, terdiri dari 20 spesies yaitu: X.
fragariae, X. populi, X. oryzae, X. albilineans, X. sacchari, X.
vesicatoria, X. axonopodis, X. vasicola, X. codiaei, X. arboricola, X.
hortorum, X. translucens, X. bromi, X. campestris, X. cassavae, X.
cucurbitae, X. pisi, X. melonis, X. theicola, X. hyacinthi (Vauterin et al, 2000).
Sebagai tambahan, kebanyakan dari anggota Xanthomonas digolongkan sampai dengan pathovar. Untuk Xanthomonas campestris
berisi lebih dari 140 pathovar. Umumnya pengelompokan pathovar
didasarkan pada jenis inang. Adapun spesies yang banyak dikenal sekarang
adalah: X. axonopodis pv. citri, X. campestris pv. vesicatoria, X. campestris pv. campestris, X. oryzae pv. oryzae.
C. Biologi
Xanthomonas masuk ke
jaringan tanaman melalui hidatoda pada tepi daun, akar yang terputus,
ataupun luka pada daun. Sumber inokulum bakteri ini adalah melalui
benih, alat-alat pertanian, anakan yang terinfeksi, dan gulma yang
menjadi inang. Penyebaran inokulum dibantu oleh angin, hujan, dan
saluran irigasi. Bakteri dapat menghasilkan lendir yang kemudian
mengeras menjadi butiran kecil pada permukaan daun yang terinfeksi.
Permukaan daun yang lembap dapat melarutkan sel bakteri sehingga sel
bakteri dapat tersebar bebas. Di samping itu, bakteri dapat bertahan
dalam tanah selama 1-3 bulan, dan 7-8 bulan pada benih (CABI, 2008).
Suhu optimum untuk pertumbuhan Xanthomonas antara 250C- 300C dan suhu minimum berkisar antara 5-100C. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan awal adalah 200C
pada suspensi yang agak encer. Derajat keasaman (pH) untuk menumbuhkan
bakteri ini berkisar antara 6,2-6,4 atau yang berbeda tergantung strain
bakteri dan medium yang dipakai (Ou, 1985).
Xanthomonas merupakan
bakteri aerob dan dapat menghasilkan ekstraseluler polisakarida (EPS)
yang berperan dalam pembentukan eksudat yang digunakan untuk menginfeksi
daun (Bradbury, 1984; Liu et al., 2006). Menurut Ou (1985)
bakteri pada dasarnya tidak membutuhkan vitamin sebagai faktor yang
sangat diperlukan, akan tetapi sejumlah kecil tiamin (Vitamin B),
kalsium pantotenat, nikotin, atau piridoksin memberikan efek rangsangan
untuk pertumbuhan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Bradury, J.F. 1986. Xanthomonas Dowson
1939, 187. Pages 198-260 in: Guide to Plant Pathogenic Bacteria. CAB
International Mycological Institute, Slough, England.
CABI. 2008. Xanthomonas oryzae. Bulletin CABI and EPPO for the EU. Pp. 8.
EPPO. 2007. Xanthomonas oryzae. European and Mediterranean plant-Protection Organization. Bulletin OEPP/EPPO 37: 543-553.
Japan International Research Center for Agricultural Sciences. 2005. Xanthomonas genome database. Vol 39(4), 275-287.
Liu, D.N.O., P.C. Ronald.,and A.J. Bogdanove. 2006. Xanthomonas oryzae pathovars:model pathogens of model crop. Blackwell Publishing LTD. Pp. 303-324.
Ou, S.H. 1985. Rice Disease. Commonwealth. Inst. Kiew, Surrey, England. 368 p.
No comments:
Post a Comment